Surabaya – Indonesia memiliki target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Target ini erat hubungannya dengan komitmen dari Indonesia untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada tahun 2030, hal ini merupakan usaha yang dilakukan oleh Kementerian ESDM menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Saat ini, Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW.
Energi baru terbarukan termasuk energi matahari yang dimanfaatkan dalam suatu sistem yang biasa dikenal Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sistem ini akan bertugas sebagai alternatif pembangkit listrik yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Lalu, bagaimana sih cara kerja Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ini sampai bisa menghasilkan listrik? Simak Penjelasannya!
Apa itu Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Tujuannya dan Apa Manfaatnya?
Sistem Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik guna memenuhi kebutuhan listrik dari skala kecil maupun besar.
Sistem Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ini ditujukan untuk penggunaan di bangunan seperti rumah, perkantoran, masjid, sekolah sampai pabrik.
Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sendiri cukup banyak bagi kehidupan, setidaknya ada 7 manfaat yang bisa kalian rasakan jika memasang sistem Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) di tempat kalian seperti bisa menghemat tagihan listrik, ramah lingkungan, Masa produk dan penggunaan tahan lama, mengurangi emisi gas rumah kaca, Adanya cadangan listrik sampai 24 jam (sistem plts hybrid atau off-grid), Nilai properti bisa naik, dan biaya maintenance rendah.
Baca Juga : Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Berdasarkan Letaknya
1. PLTS Atap
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap adalah sistem PLTS yang dipasang di atas bangunan biasa digunakan untuk rumah, perkantoran, masjid, sekolah sampai pabrik.
2. PLTS Ground-Mounted
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya berbasis tanah adalah pembangkit pusat yang terhubung ke jaringan listrik publik.
3. PLTS Terapung
Suatu Sistem PLTS terapung adalah sebuah model PLTS terpusat yang diletakan terapung diatas air seperti danau, waduk dan sejenisnya, termasuk laut.
Jenis-Jenis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
1. PLTS On-Grid
PLTS On-Grid merupakan sistem PLTS tanpa baterai yang penggunaannya efektif saat pagi sampai sore hari atau saat ada sinar matahari. Karena tidak menggunakan baterai, sistem ini lebih cocok untuk bangunan yang lebih banyak aktifitas pada siang hari seperti kantor dan pabrik.
Pada sistem On-Grid, apabila ada produksi listrik dari PLTS yang lebih besar dari kebutuhan, sisa listrik akan diekspor ke jaringan PLN sehingga diperlukan perubahan meteran listrik, dari meteran biasa menjadi meteran EXIM (Export-Import)
2. PLTS Off-Grid
Sistem Off-Grid merupakan sistem PLTS yang pada umumnya digunakan untuk tempat yang belum teraliri listrik, sehingga kebutuhan daya untuk sistem off-grid lebih besar karena harus memperhitungkan kebutuhan daya untuk pengisian daya baterai yang akan menyala selama semalaman. Karena tidak berhubungan dengan listrik PLN, pemasangan PLTS Off-Grid bisa dipasang sesuai keinginan dan kebutuhan.
3. PLTS Hybrid
Berbeda dengan sistem PLTS On-Grid, sistem PLTS Hybrid dapat menambahkan baterai sebagai sistem back up sehingga dapat digunakan pada malam hari maupun saat pemadaman. Selain menggunakan baterai, sesuai dengan namanya yaitu hybrid sistem ini dapat memiliki sumber lainnya seperti listrik PLN, genset maupun sumber daya lain semisal turbin angin maupun lainnya.
Sistem ini sangat cocok diaplikasikan di rumah karena bisa berjalan di siang dan juga malam hari. Selain itu, sistem hybrid ini tidak memerlukan izin PLN dalam pemasangannya karena tidak menganggu meteran EXIM.
Baca Juga : Jenis-jenis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Komponen Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Sebelum mengetahui bagaimana cara sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ini bekerja, anda perlu mengetahui komponen apa saja yang diperlukan untuk memasang sistem PLTS. Berikut adalah komponen yang dibutuhkan dalam pemasangan PLTS on-grid, PLTS Off-Grid, dan PLTS Hybrid.
1. PLTS On-Grid
- Inverter On-Grid
- Modul Panel Surya
- Mounting
- AC dan DC Disconnect
- Kabel PV
- Kabel AC
- Grounding Kit
- Aksesoris Instalasi
2. PLTS Off-Grid
- Inverter Hybrid
- Modul Panel Surya
- Mounting
- AC dan DC Disconnect
- Kabel PV
- Kabel AC untuk ke Beban
- Kabel Baterai
- Grounding Kit
- Aksesoris Instalasi
3. PLTS Hybrid
- Inverter Hybrid
- Modul Panel Surya
- Mounting
- AC dan DC Disconnect
- Kabel PV
- Kabel AC
- Kabel Baterai
- Grounding Kit
- Aksesoris Instalasi
Cara Kerja Sistem PLTS Mengkonversi Energi Surya Menjadi Listrik
1. Cara kerja Sistem PLTS On-Grid
Sistem ini beroperasi secara dua arah — listrik dapat mengalir dari jaringan ke rumah pengguna dan sebaliknya. Fitur ini membuat sistem surya terhubung ke grid menjadi terjangkau dan sangat bermanfaat. Panel surya, yang dipasang di rumah pengguna, terhubung ke grid. Panel surya ini mengubah sinar matahari menjadi energi listrik arus searah (DC), yang kemudian dikirim ke inverter. Inverter surya kemudian mengonversi DC menjadi arus bolak-balik (AC), memasok daya perangkat listrik. Listrik ini kemudian dikirim ke grid untuk konsumsi sehari-hari. Selain itu, inverter terhubung ke grid mengatur jumlah dan tegangan listrik yang disalurkan ke rumah tangga, karena daya yang dihasilkan sering kali melebihi kebutuhan rumah. Fitur penting adalah meteran netto, sebuah alat yang mencatat energi yang disuplai dan dikonsumsi dari grid. Pada akhir setiap bulan, perbedaannya dihitung, dan konsumen menerima tagihan. Pasokan listrik yang diubah ini kemudian digunakan oleh rumah melalui panel distribusi listrik utama.
2. Cara kerja Sistem PLTS Off-Grid
Konsep menjalankan rumah Anda sepenuhnya tanpa ketergantungan pada perusahaan utilitas sangat menarik bagi banyak orang. Banyak pemilik rumah memilih untuk mengikuti jalur ini, mencari kemandirian, keberlanjutan, dan efisiensi biaya melalui sistem surya off-grid. Dalam beberapa kasus, keterpencilan geografis mungkin membuat perlu beralih ke off-grid. Off-grid berarti bergantung sepenuhnya pada pengumpulan energi surya dan sumber daya cadangan untuk 100% kebutuhan listrik Anda
Baca Juga : Perbedaan PLTS On Grid dan Off Grid: Mana yang Lebih Sesuai?
3. Cara kerja Sistem PLTS Hybrid
Sistem PLTS Hybrid merupakan sistem energi terbarukan yang terhubung ke jaringan dan dilengkapi dengan penyimpanan baterai. Sistem ini menggunakan panel surya untuk menghasilkan energi pada siang hari, sementara baterai menyimpan energi berlebih untuk digunakan pada malam hari ketika tidak ada sinar matahari.
Penutup
Indonesia memiliki target ambisius dalam penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), mencapai 23% pada tahun 2025, sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada tahun 2030. Salah satu sistem terpenting adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik. PLTS dapat diterapkan dalam berbagai skala, dari rumah hingga pabrik, dengan manfaat seperti penghematan biaya dan ramah lingkungan. Ada tiga jenis utama PLTS: On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid, masing-masing dengan karakteristik dan manfaatnya sendiri. Keseluruhan, PLTS adalah langkah penting menuju keberlanjutan energi di Indonesia, memanfaatkan potensi matahari yang melimpah untuk memenuhi kebutuhan listrik secara efisien dan ramah lingkungan.
Sobat Aton, apabila anda tertarik untuk memasang PLTS Atap yang Terpercaya bisa hubungi tim Atonergi disini ya, Gratis konsultasi kok! Dapatkan Diskon hingga 50% dan Gratis Pemasangan.
By: Bee Atonergi
Auth by: Faris Fakhruddin
